Membangun Storytelling Photography

Kunci utama dalam menciptakan fotografi storytelling adalah memahami bahwa setiap elemen dalam frame memiliki peran penting dalam narasi visual. Mulai dari komposisi, pencahayaan, warna, hingga ekspresi subjek, semuanya berkontribusi dalam menggambarkan suatu cerita yang dapat merangkai emosi dan memicu imajinasi audiens

must itjand

3/21/20242 min read

Fotografi bukan hanya tentang memotret atau menangkap momen, tetapi juga ada cerita. Disetiap gambar hasil bidikan terdapat cerita yang menginspirasi, membangkitkan emosi, dan sebuah pesan. Inilah kekuatan dari storytelling fotografi

Kita tahu fotografi storytelling adalah tentang memotret moment menangkap gambar menceritakan narasi bagi yang melihatnya. Storytelling fotografi tidak terbatas pada genre tertentu bisa dokumenter, candid, foto yang diatur ,berpose, atau bahkan abstrak. fotografi Storytelling kekuatannya terletak pada kemampuan mengajak audiens terhubung dengan cerita gambar yang ditampilkan.

Banyak pendekatan dalam storytelling photography, namun fotografi storytelling adalah fotografer menghasilkan gambar dan dapat melibatkan audiens pada tingkat yang lebih dalam, mereka menjadi peserta aktif dalam narasi yang disajikan.

Kunci utama dalam menciptakan fotografi storytelling adalah memahami bahwa setiap elemen dalam frame memiliki peran penting dalam narasi visual. Mulai dari komposisi, pencahayaan, warna, hingga ekspresi subjek, semuanya berkontribusi dalam menggambarkan suatu cerita yang dapat merangkai emosi dan memicu imajinasi audiens.

Salah satu teknik yang efektif dalam storytelling fotografi adalah menciptakan narasi visual yang kuat melalui urutan gambar. Serangkaian foto yang disusun dengan baik dapat menggambarkan perkembangan cerita, mulai dari awal hingga akhir, menangkap momen-momen penting yang menyampaikan pesan secara menyeluruh.

Pentingnya pemilihan subjek juga tidak bisa diabaikan dalam gambar storytelling. Subjek yang kuat dengan ekspresi yang mendalam mampu menjadikan gambar lebih hidup dan mampu menyampaikan cerita dengan lebih kuat. Selain itu, penggunaan latar belakang yang relevan juga dapat memperkuat pesan yang ingin disampaikan oleh fotografer.

Tidak hanya tentang apa yang terlihat dalam gambar, tetapi juga apa yang tidak terlihat. Penggunaan teknik fotografi seperti depth of field dan pencahayaan dapat membantu mengarahkan perhatian audiens pada elemen-elemen kunci dalam gambar, membantu menyampaikan cerita dengan lebih jelas.

Selain teknik fotografi, editing juga memegang peranan penting dalam storytelling fotografi. Penggunaan filter, penyesuaian warna, dan cropping dapat membantu memperkuat pesan yang ingin disampaikan oleh fotografer, menciptakan atmosfer yang sesuai dengan cerita yang ingin diceritakan.

Dengan memahami kekuatan gambar bercerita, seorang fotografer dapat menghasilkan karya-karya yang tidak hanya memukau secara visual, tetapi juga memiliki kedalaman emosional dan pesan yang dapat menginspirasi dan mempengaruhi banyak orang. Inilah daya tarik utama dari storytelling fotografi: kemampuannya untuk menjembatani divisi antara gambar dan kata-kata, dan menyampaikan cerita yang abadi dalam satu frame.

Mengutip dari binus.ac.id, Storytelling terdiri dari dua kata, yaitu story (cerita) dan telling (penceritaan). Singkatnya, storytelling adalah kegiatan menyampaikan cerita, sedangkan orang yang melakukannya disebut dengan storyteller (pencerita, pendongeng).

Lalu bagaimana agar cerita pada foto bisa sampai ke audience?

  • Menyertakan detail dalam sebuah frame.

    Foto standar tidak akan menceritakan kisah lengkapnya. Kisah lengkap seseorang sering kali ada dalam detail, contohnya gambar meja yang mereka miliki, buku perjalanan berserakan di lantai kamar tidur, close–up tangan mereka yang kotor karena bekerja di kebun, dan lain sebagainya.

    Jadi jika ingin memotret seseorang, coba sertakan detail kecil yang menambah cerita.

  • Bidikan yang variatif dalam serangkaian pemotretan

    Sebaiknya mengambil foto dari berbagai sudut pandang misalnya wide–angle shots, shots from up high, shots from down low, action shots, dan zoomed–in details.

  • Kendalikan seluruhnya

    Jangan hanya memikirkan subjek, pencahayaannya, atau posisinya. Perhatikan pula seluruh pemandangan di depan, termasuk detail sekitar, latar belakang, bayangan, area terang, dan lain-lain.

Seiring dengan perkembangan teknologi, storytelling fotografi juga telah berkembang ke arah multimedia. Fotografer tidak hanya terbatas pada gambar diam, tetapi juga dapat memanfaatkan video, audio, dan animasi untuk menyampaikan cerita dengan lebih dinamis dan menarik.

Namun, di tengah kemajuan teknologi, penting untuk tetap mengingat bahwa inti dari storytelling fotografi adalah tentang menyampaikan emosi dan pesan yang mendalam. Teknologi hanya menjadi alat untuk membantu menyampaikan cerita, bukan menjadi tujuan utama dalam fotografi.

ilustrasi, pexels.com